Sabtu, 23 November 2024

Misi Dagang Jatim dan NTB Catatkan Transaksi Rp251 Miliar

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu menghadiri misi dagang bersama NTB, Senin (27/2/2023). Foto: Humas Pemprov Jatim.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar misi dagang dan investasi bersama Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mencatatakan transaksi senilai Rp251,399 miliar, Senin (27/2/2023).

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim optimis dengan adanya misi dagang ini bisa menguatkan hubungan antar dua provinsi tersebut.

Apalagi Pemprov Jatim telah mendapat izin dari Kementerian Perhubungan pada 2021 lalu untuk melayani pelayaran Long Distance Ferry (LDF) dari pelabuhan Ketapang Banyuwangi ke Lembar Lombok NTB.

Lalu di Tahun 2022 juga mendapat izin untuk melayani pelayaran LDF dari pelabuhan Jangkar Situbondo ke Lembar Lombok NTB.

Menurut Khofifah, ada koneksitas angkutan barang maupun penumpang yang makin mudah dan cepat yang dibangun antara Pemprov Jatim dengan Pemprov NTB.

“Silakan nanti pengusaha-pengusaha dari NTB mengambil peran lebih efisien ataukah lewat Ketapang Banyuwangi atau yang lebih efektif dari jangkar Situbondo. Ditambah sekarang sedang proses finalisasi tol dari Probolinggo-Banyuwangi,” ujar Khofifah.

Khofifah mengatakan, kalau gelaran misi dagang ini menjadi upaya untuk saling bersinergi antar daerah dalam mencukupi kebutuhan satu sama lain. Sebab, para pelaku usaha saling bertemu dalam misi dagang kali ini.

Kata Gubernur Jatim, para pelaku usaha bisa saling menjual hasil produksi mereka. Pelaku usaha yang turut hadir pun beragam, antara lain dari sektor industri, perdagangan, perikanan, agribisnis.

“Hal ini dalam rangka memenuhi substitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lainnya yang diharapkan mampu meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri,” ujar Khofifah.

Kemudian, dalam misi dagang ini dilakukan sejumlah MoU dengan masing-masing pihak terkait baik dari Pemprov Jatim maupun Pemprov NTB.

Nantinya MoU ini bakal menjadi payung hukum dan pemberdayaan dari masing-masing pelaku UMKM termasuk industri-industri rumahan dari kedua provinsi.

Berdasarkan data BPS dalam perdagangan antara kedua provinsi, Jatim mendapat surplus dari NTB senilai Rp5,42 triliun. Yang mana nilai pembelian/bongkar dari Nilai Tukar Nelayan (NTN) ke Jatim senilai Rp1,32 trilliun. Sedangkan total nilai penjualan/muat dari Jatim ke NTB senilai Rp6,75 triliun.

“NTB selama ini menyuplai beberapa komoditas utama antara lain jagung, udang, cabe, bawang bombay, daging sapi, kantong plastik, kakao, kacang-kacangan hijau, sapi, tembakau dan kacang tanah ke Jatim,” kata Khofifah.

Sebaliknya, Jatim menyuplai komoditas bahan bakar minyak (motor dan pesawat), pestisida, bawang putih, minuman kalori, minyak kelapa sawit, susu skim, obat-obatan, parfum dan bawang Bombay ke NTB.

Sementara itu, Zulkieflimansyah Gubernur NTB mengatakan misi dagang dan investasi yang dilakukan Pemprov Jatim ini sebagai salah satu hal yang perlu diikuti dan dicontoh.

Gubernur NTB itu berharap ke depannya para pebisnis Jatim bisa menggandeng pebisnis dari NTB dalam mengembangkan komoditi yang ada. Sebab banyak komoditas asli NTB yang dijual ke Jatim yang kemudian diolah di Jatim dan dijual kembali ke NTB dengan harga yang tinggi.

“Kalau begini maka kita tidak maju-maju. Mudah-mudahan dengan kerja sama yang baik nanti dengan begitu pengusaha NTB dan Jatim akan lebih besar lagi di masa yang akan datang,” katanya.(wld/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs